Dalam menulis dongeng, pengarang atau penulis sering menggunakan kata-kata bermakna konotasi untuk maksud-maksud tertentu. Kata bermakna konotasi dapat digunakan untuk mewakili perasaan seseorang.
a. Makna Konotasi
Di dalam menulis buku harian, kita dapat memilih kata yang bermakna konotasi untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan kita.
Perhatikan contoh-contoh berikut ini!
1. Ia memang anak yang
tolol, kecewa aku berteman dengannya.
Tolol=sangat bodoh, membuat jengkel dan kesal (negatif)
2. Bandar narkoba itu akhirnya
tewas bunuh diri.
Tewas = mati karena suatu sebab yang kurang baik.
3. Pahlawan tak dikenal
gugur di medan perang.
Gugur = mati untuk membela bangsa dan negara diikuti rasa penghormatan ( positif)
Makna konotasi adalah makna tambahan terhadap makna dasarnya berupa nilai rasa tertentu, misalnya perasaan hormat, kesal, atau merendahkan. Makna konotasi tidak sama dengan makna kiasan.
Makna konotasi dan denotasi muncul dari pasangan kata yang bersinonim. Makna konotasi ada yang positif dan ada yang negatif.
b. Makna Denotasi
Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!
1. Anak yang berbaju itu ternyata bodoh.
Bodoh = kurang pandai (tanpa ada perasaan tertentu).
2. Ia selalu merenung semenjak kematian ayahnya.
Mati (tanpa disertai perasaan hormat atau merendahkan).
Makna denotasi adalah makna lugas atau menunjuk langsung pada acuan tanpa disertai nilai rasa atau emosi.
Demikian pembahasan tentang makna konotasi dan denotasi, semoga menambah wawasan kita. Terimakasih.
0 Comments